Senin, 01 September 2008

Tugas Features-Relasi Publik Maya (Ria/51407082)

(TUGAS RELASI PUBLIK MAYA-Miss Fio-Vita)


BERAWAL DARI PEDULI LINGKUNGAN,

BERHASIL KULIAHKAN ADIK


Foto-Foto : Rendy Kurniawan-Fikom ‘06

TULUS : Susilo saat mengatur jalanan di salah satu pertigaan Jl. Kutisari Selatan
Surabaya


“Saya Cuma pingin jalanan ini lancar kok, gak dikasih uang ya gak pa-pa yang penting jalanan ini jadi gak macet”


Itulah sepenggal kalimat yang dilontarkan oleh Bapak Susilo atau si MR.Refleks (saat diwawancarai Rabu, 20 Agustus 2008), demikian panggilan orang-orang kepadanya, hal ini dikarenakan kostumnya yang selalu berubah-ubah sesuai dengan sikon yang ada. contohnya pada gambar di atas, pada saat memperingati HUT RI ke-63 kemarin, Bapak Susilo seolah-olah refleks memakai kostum yang berkaitan dengan Hari Kemerdekaan (ada merah putihnya).

Berawal dari rasa kepeduliannya terhadap jalanan di salah satu pertigaan Jl. Kutisari Selatan-Surabaya yang kerap kali macet & tak ayal terjadi kecelakaan, maka Bapak Susilo ini mengambil inisiatif untuk mengatur jalanan tersebut dengan niat ikhlas supaya jalanan tersebut bisa lancar kembali.

Secara tidak langsung hal yang dilakukan Bapak Susilo ini mungkin seperti “polisi cepek’an” pada umumnya namun, ada suatu keunikan tersendiri yang ia miliki yaitu tiap kali ia “bertugas” di jalanan, ia selalu mengenakan kostum-kostum yang unik-unik & terkadang selalu disesuaikan dengan sikon yang ada seperti perayaan HUT RI,dll. Uniknya lagi semua kostum-kostumnya itu hampir 95 % ia buat sendiri dari bahan-bahan bekas yang ia temukan di penggir jalan, sampah atau ada juga yang diberi dari pengemudi di jalanan. Hal ini atas insiatif ia sendiri semata-mata hanya ingin menghibur para pengemudi di jalanan. Ia tak pernah malu ataupun minder, bahkan meskipun kadang ada orang yang menghinanya, ia tak pernah marah.

Selama ini Bapak Susilo tidak berkeluarga & tidak memiliki tempat tinggal tetap, ia hanya tinggal di sebuah lahan kosong dekat BCA Rungkut-Surabaya. Ia memiliki saudara di Malang yaitu adiknya yang sedang melanjutkan pendidikan tingginya di salah satu universitas di Malang. Hebatnya lagi biaya kuliahnya adiknya ini sebagian dibantu oleh Bapak Susilo ini & itu didapatnya dari hasilnya mengatur jalan. Meskipun sebenarnya Bapak Susilo tidak pernah mengharapkan pamrih sedikitpun dari jasanya ini. Sedikit demi sedikit uang yang ia dapatkan dari para pengemudi di jalanan, ia kumpulkan demi membantu biaya kuliah adiknya. Setidaknya dalam sebulan ia bisa mengirimkan ± Rp 1.500.000,00 kepada adiknya di Malang.

Tidak menyangka dari hasil pengorbanannya yang tulus itu bisa menjadi berkat buat hidupnya & terlebih lagi buat orang lain, selain jalanan di sekitar pertigaan Kutisari itu sudah berkurang kemacetan & kecelakaannya, kini adiknya pun bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi & ia pun bisa bertahan hidup dari “pendapatannya” tersebut meskipun mungkin sangatlah sederhana namun Bapak Susilo sudah sangat bersyukur.

Niatnya yang tulus itu perlulah menjadi teladan bagi generasi muda saat ini, bahwa berkorban dengan ikhlas demi orang lain bukanlah suatu kerugian namun bila dijalani dengan tulus, niscaya akan menghasilkan “buah yang manis” pada waktunya yang tentunya bukan hanya bisa dirasakan sendiri tapi juga dapat dirasakan oleh banyak orang.(R)

Tidak ada komentar: